DUKA DI HARI SABTU
Hari sabtu..seperti biasanya aku bergegas pergi kesekolah, karena
takut terlambat. Setiba di sekolah aku mengikuti peajaran seperti biasa.
Kriiing, kriiing, kriiiing..Horee !!akhirnya bel berbunyi, guru
yang berada di kelas Newton beranjak
dari tempat duduknya, dan para siswa pun berhamburan keluar kelas. Kebetulan pada hari ini aku mengikuti tes
ekonomi, tetapi sebelumnya, aku di ajak oleh teman- temanku untuk pergi kegazebo. Aku pun beranjak dari tempat
duduk, dan memastikan bahwa tes belum di
mulai, setelah itu aku, dan teman-teman pergi ke gazebo, katalyna yang tadinya meminjam laptopku, lalu menyimpannya
di dalam tas. Lalu kami pun berangkat.
Setelah membeli apa yang kami inginkan, kami pun kembai kesekolah.
Setiba di kelas, aku sangat kaget karena laptop yang tadinya berada di kelas
kini telah tiada.Aku pun meminta kepada teman-teman untuk mencarikan laptopku,
karena aku ingin mengikuti tes ekonomi.Aku sangat tak tenang mengikuti tes
tersebut karena memikirkan laptopku yang telah tiada.
Pukul 5 sore, aku dan teman-teman belum juga mendapat kan
laptopku.
“Ada kapa’ yang pinjamki laptopnu, tapi tidak bilang-bilangi”,
Sheryl berkata.
“Mungkin di’ ??jadi, bagaimana ma’ ini ?? pulangma ?” kataku yang
sedang kebingungan.
“ Iya pale”, besokpi lagi di cariki.
“ Iya, temanika nah!!”
Sesampai di rumah, aku sangat ketakutan ketahuan oleh ibuku.Aku
berharap semoga ibu tak menanyakan tentang laptopku.Aku takut mengatakan itu
kepadanya.
***
Keesokan harinya, aku belum
menemukan laptopku, aku sudah pasrah.
“ Hey, bagaimana kalau kita meminta bantuan ibu shinta, siapa tau
dia mengetahui keberadaan laptopmu sekarang”,Sheriyl berkata.
“ Iya, terserah kamu saja, asal kita bisa mendapatkan laptopmku
kembali kataku yang takut dan pasrah dengan semua ini.
Berbagai carapun telah kulakukan, tetapi aku masih saja belum
menemukan laptopku tetapisemua itu hanya
sia-sia.Ibuku pun teah mengetahui semua itu, dan memarahiku, aku hanya bisa
diam, karena memang aku yang salah. Aku sangat teledor, aku menyesal dengan
semua ini, tetapi apa boleh buat itu semua telah terjadi.
***
Seminggu setelah kehilangan laptopku, yaitu tepat pada hari sabtu.Hari
ini, kelas Newton hendak melakukan penelitian biologi tentang tumbuhan melalui
mikroskop, aku heran melihatGlory semangat sekali mencari bunga yang ingin di
teliti olehnya, ia melakukan hal aneh dan tak pernah ku duga sebelumnya, yaitu
meminta minyak kayu putih kepadaViolin, karena Glory sangat tidak menyukai minyak
tersebut.Dan Glory juga meminta bedak kepada Monica, dan lagi-lagi Glory sangat
tidak menyukai yang namanya bedak.Glory berbeda dengan cewek lainnya, ia
orangnya sangat tomboy, gayanya pun menyerupai cowok, maka dari itu ia tidak
menyukai bedak.
Glory ingin pergi ke tempat Foto copy dan ia pun meminta kunci
motorku dengan sikapnya yang tomboy.
“Ocit, kunci motornu dulue!” katanya.
“Inieh, pake uangnu moh dulu nah bayarki itu foto copy” kataku.
“Iya, pulangka dulu pae di rumahku ambil uang”.
“Okay..
Setibanya disekolah,seteah pulang kerumahnya, ia meminta kembali kunci motor kepadaku.
Tetapi sebenarnya,ia sama sekali belum mengembalikannya kepadaku.
“Ocit, kunci motor!”
“Kukira ada sama kau..”
“Oh iya di’???”
“Pergi meka pale’ nah..”
Aku dan teman-teman sangat heran melihat tingkah Glory.Tededetttt,
tededeeet, handphonePutry
berbunyi.Ternyata itu telfon dari Shinta yang mengabarkan bahwa Glory kecelakaan,
kami semua pun panic, dan langsung kerumah sakit untuk memastikan keadaannya.
Sesampai di UGD, kami melihat Glory yang terbaring di tempat tidur. Ternyata,
keadaannya sangat mengkhawatirkan, tubuhnya berlumuran darah, kami hampir tak
percaya melihat semua itu.Baru tadi kami melihat senyum keceriaannya tetapi
sekarang semua itu telah berubah menjadi sebuah kesediahan.Di tempat itu, ku
meihat Ibu Glory tak mampu menahan isak tangisnya, aku dan teman-teman hanya
mampu memberi support dan semangat kepadanya.
Dokter pun berusaha menyelamatkan Glory, akan tetapi peralatan dan
teknologi yang terbatas di daerahku yaitu Pangkep, akhirnya Glory di rujuk ke
Makassar tepatnya di RS Wahidin. Sebenarnya aku dan teman-teman berniat
mengantarnya, akan tetapi kendaraan yang tidak ada. Akhirnya, aku dan
teman-teman memutuskan untuk menjenguknya esok pagi, karena kebetuan esok
adalah hari libur.Kami hanya dapat mendoakan yang terbaik untuk Glory.Kami
pulang kerumah masing-masing.
Begitu khawatirnya aku dengan keadaan Glory, aku sampai lupa
dengan motorku yang di pakai Glory waktu keceakaan.Aku pun bergegaske tempat kejadian itu, yaitu didepan
Matahari Mas untuk memastikan keadaan motorku, pak polisi lalu meminta STNK
kepadaku. Seteah itu, aku lau menelefon ayahku agar dating ke sini untuk
mengambil motorku, tetapi ternyata, motorku tidak bisa diambil kata pak polisi
nanti hari senin.Saya hanya menyerahkan permasalahan ini kepada ayahku.
Setibaku di rumah, aku langsung memberitahukan kabar itu kepada
ibuku, aku sangat takut di marahi olehnya. Tetapi setelah mengatakannya, ibu
sama sekali tidak memarahiku, aku sangat kagum kepada ibuku yang begitu sabar
menghadapiku.
“Sabarki’ nak, untung bukan kita yang mengalami kejadian itu, dan
Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, doakanlah temanmu, semoga
ia mendapatkan yang terbaik,” tuturnya.
“Iya, maa..makasih ya maa,” jawabku sambil memeluknya.
***
Fajar yang hendak meninggalkan bumi dan akan berganti menjadi
bulan, menandakan hari telah gelap. Tedeet,
tededeeet, tedeett, handphoneku pun berbunyi. Ternyata itu telefon dari kakak
Glory yang mengabarkan bahwa Glory telah tiada, hal itu tak pernah kusangka
sebelumnya bagaikan mimpi buruk yang terjadi padaku, baru tadi aku dan
teman-temanku bercanda bersamanya, tetapi kini ia telah tiada dan ia begitu cepat
di panggil oleh Yang Maha Kuasa. Aku pun mengabarkan kepada teman-temanku’,
semua kaget, heran dan tak ada yang percaya dengan berita tersebut.Sama hanya
dengan diriku. Untuk membuktikan kabar tersebut aku dan teman-teman pun
bergegas kerumah Glory, sesampai di sana ku hanya mendengar isak tangis,
kegaduhan-kegaduhan yang tidak jelas yang memengkikkan telingaku.
Niiiiu, niiiiu, niiiiiiiiiuuuuuu, suara ambulance terdengar dari
kejauhan, itu pasti Glory,
ucapkudalam hati.Ternyata dugaanku benar, beberapa menit kemudian ambulance itu
pun sampai di rumah Glory. Aku pun tak mampu menahan tangisku, semua orang berdatangan untuk
melihat jasad Glory. Mulai dari keluarga, teman-teman,kerabat dekat, dan
bapak/ibu guru di sekolah. Mereka hanya mampu menangisi kepergian Glory, akupun
begitu.
Aku hanya bisa melihat
jasad Glory terbaring tak berdaya. Hanya ada rasa penyesalan di dalam hatiku,
mengapa pada saat itu aku meminjamkan motorku kepadanya, tapi semua telah
berlalu aku tahu semua itu tak mungkin kembali, ku yakin Allah mempunyai jalan
yang lebih baik untuk Glory. Karena ku
tahu jika Glory terbangun dan melihat tangan, kaki, serta lehernya yang patah
ia tak mampu menerima dan menjalani hidupnya seperti biasanya, apalagi dia
adalah seorang Yudo yang mengandakan fisiknya. Pernah suatu waktu Glory
mendapat penghargaan karena kemampuannya dalam bidang Yudo yaitu dalam rangka Porda Pangkep, berupa emas
dan sebuah boneka lumba-lumba. Dan boneka lumba-lumba itu sangat disenangi
Glory siapa pun yang memintanya dia tidak akan memberikannya.
Salah satu dari kami yang tak mampu menerima kenyataan ini adalah Via,
karena Via sudah sangat akrab dengan Glory, sama halnya dengan Putry, gadis
imut yang telah berteman dengan Glory sejak kecil sekaligus teman bangkunya di kelas X Newton.
Malam pun semakin larut aku bersama teman-temanku berpamitan
kepada orang tua Glory, akan tetapi ayah Glory sedang berada di Polmas. Jadi,
aku dan teman – temanku hanya berpamitan dengan ibu Gory.Saat itu kumelihat
ibunya sangat terpukul, pandangannya
hampa, dia hanya mampu menangisi kepergian anaknya, andai nyawa itu dapat
ditukar , mungkin ibu Glory lebih memilih untuk menukarkan nyawanya dengan
anaknya.
“Nak, maafkanki semua kesalahannya anakku ,” kata ibu Glory sambil
memelukku.
“Iye tante, yang sabarki. Mungkin Allah punya jalan yang lebih
baik untuk kita semua,”kataku sambil menepuk pundak ibu Glory sebagai
tanda ibu Glory lebih bersabar
menghadapinya.
Keesokan harinya, orang-orang pun berdatangan kerumah Glory, semua
terdengar olehku hanya lah isak tangis, ayah dan kakak Glory telah tiba dari
Polmas, mereka sangat sedih, terlebih kakak Glory karena menurutnya ia adalah
kakak yang kurang baik untuk Glory karena diakhir hidup Glory, Glory sedang
marah kepada kakaknya, dan ia juga tidak pernah menuruti apa kata Gory adiknya.
Ayah Glory sangat terpukul akibat kematian Glory, ia hanya bisa
memeluk boneka lumba-lumba yang sangat di senangi oeh Glory. Kata orang, tadi
ia sempat pingsan, karena belum dapat menerima kenyataan bahwa anak
kesayangannya telah tiada dan mendahuluinya pulang ke rahmatulah.
Setelah Glory di makamkan, kami semua pun pulang kerumah
masing-masing.
Aku masih tidak percaya dengan semua ini, aku merasa ini hanya
mimpi buruk dan aku ingin terbangun dari mimpi ini.Ya Allah, mengapa semua ini terjadi padaku ??haah.. Astagfirullah,
sabar!! Aku pasti bisa melewati semua ini, Kataku dalam hati.
Karakteristik cerpen:
Tema : Kesedihan
Tokoh :
Aku, Glory, Putry, Sheryl, via, Ibuku, Ibu Glory, dan Ayah Glory.
Alur : maju
Latar : sekolah, rumah glory, dan rumah sakit.
Amanat : terimalah cobaan
yang di berikan Allah kepada kita karenadi balik cobaan itu terdapat hikmah yang
bisa kita petik.