Jumat, 04 Oktober 2013

Puisi kontemporer


PUISI KONTEMPORER
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

AYU ROSYITA
NURVIA K.
NUR ARIFAH SYAH
QADRIA CHANDRA




PUISI KONTEMPORER
Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Misalnya saja Sutardji mulai tidak mempercayaik Kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada Eksistensi bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai dengan kekuatan garis dalam menciptakan puisi. Puisi kontemporer memang cenderung berbentuk aneh dan ganjil. Di samping Sutardji dan Danarto, juga Sapardi Djoko Damono, penyair lain mencanangkan bentuk puisi ganjil adalah : Ibrahim Sattah, Hamid Jabar, Husni Jamaluddin, Noorca Marendra, dan sebagainya.
Lebih jauh boleh dikatakan bahwa puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa,memakai kata-kata makian kasar,ejekan,dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi,gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
1.    Menolak kata sebagai media ekspresinya
2.    Bertumpu pada simbol-simbol nonkata
3.    menampilkan kata sedikit mungkin
4.    Bebas memasukkan unsur bahasa asing atau daerah
5.    Memakai kata-kata supra/irasional, kata-kata yang dijungkirbalikkan
6.    Menggarap tipografi secara cermat
7.    Berpijak pada bahasa inkonvensional
Jenis-jenis Puisi Kontemporer:
1.Puisi Mbeling
Puisi ini memakai ungkapan yang blak-blakan, sederhana, tanpa menghiraukan diksi konvensional ataupun bunga-bunga bahasa. Biasanya mrngungkapkan kritik pada kehidupan masyarakat, tetapi dengan cara yang lucu dan tak brusaha terlampau berat.
2. Puisi tipografi
Puisi tipografi adalah puisi yang lebih mementingkan gambaran visual dari puisi tersebut. Dalam puisi tipografi seorang penyair berusaha mengekspresikan gejolak hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan bentuk dari puisinya di samping melalui kata-kata tentunya.
3. Puisi Yang menentang idiom-idiom
Puisi –puisi semacam ini akan bersifat konvensional. Dengan menentang idiom konvensional maka puisi tersebut tidak lagi menghiraukan hubungan makna setiap kata, bahkan sering terjadi menjungkir balikkan hubungan makna tersebut.
4. Puisi yang membalik-balikkan struktur kata
Puisi ini mterliha mempermainkan suku-suku kata . Sampai-sampai kata-kata itu menjadi tidak bermakna .Tetapi hal itu tidak lantas menghilangkan makna totalitas puisi tersebut . Bahkan terasa menjadi sangat konkret. Dengan deretan kata yang dibolak-balikan susunan suku katanya bila diteriakkan keras-keras seperti teriakan nelayan di zaman bahari dulu . Bunyi-bunyi yang muncul dari kata-kata tak bermakna itu mengangkat imajinasi kita untuk membayangkan situasi pada masa bahari dulu, di mana nenek moyang kita sangat akrab dengan lautan.
5. Puisi yang lebih mengutamakan unsure bunyi
Puisi ini mengingatkan kita pada bentuk puisi mantra pada zaman sastra purba. Puisi mantar pun amat menonjolkan kekuatan bunyi. Bahkan menurut hemat nenek moyang kita dulu semakin kuat bunyi dalam mantara semakin tinggi nilai magis yang terkandung dalam mantra tersebut. Dan ternyata dalam perkembangan sastra Indonesia moderen,ada kencenderungan kembali pada bentuk mantra. Penyair garda depan yang memproklamasikan bentuk mantra ini adalan Sutardji dan ibrahim Sattah.
6. Puisi yang mengkombinasikan bentuk bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau bahasa daerah
Puisi ini menggunakan berbagai bahasa dalam mengungkapkan aspa yang dimaksudkannya. Tentu saja hal ini mempersulit pemahaman pembaca yang tidak mengerti dan menguasai bahasa asing maupun bahasa daerah.
7. Puisi yang banyak menggunakan symbol daripada kata –kata atau kalimat.
Simaklah puisi Jeihan berikut ini
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
V
VIVA PANCASILA
( Jeihan )
8. Puisi yang lebih menonjolkan unsure garis atau gambar seperti dalam seni lukis
9. Puisi Konkret
Puisi konkret benar-benar merupakan penyair yang tidak lagi percaya terhadap eksistensi kata. Puisi konkret berusaha meninggalkan peranan kata karena kata dianggapnya terlampau akrab untuk mewadahi penyair. Puisi konkret merupakan puisi yang diciptakan oleh penyair dengan memakai benda-benda yang konkret ( biasanya dengan sedikit mungkin kata , bahkan kalau perlu kata itu dihilangkan) sebagai alat ekspresinya . Misalnya saja puisi Daging Mentah Sutardji Calzoum Bachri, atau puisi Abdul Hadi WM.

Contoh dan Makna Puisi Kontemporer:
SOLITUDE
yang paling mawar
yang paling duri
yang paling sayap
yang paling bumi
yang paling pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
Kau !

Makna puisi diatas adalah :

 yang paling mawar “, artinya yang paling mempunyai sifat-sifat seperti mawar, yaitu biasanya warnanya merah cemerlang, menarik, indah dan harum . Jadi kesunyian ( solitude ) itu mempunyai sifat yang paling menarik , indah, serta harum . “yang paling duri” artinya paling menusuk, menyakitkan, menghalangi, seperti duri. ”yang paling dekap” ialah yang paling mesra seperti orang mendekap. Begitulah kesunyian itu. Dan di samping sifat yang paling itu adalah “Kau“ yaitu Tuhan . Jadi, bila orang dalam keadaan yang paling itu, orang akan teringat atau melihat “ Tuhan “ .




Tragedi Wingeka dan Sihka
kawin   
           kawin
                       kawin
                              kawin
                                         kawin
                                                     ka
                                            win
                                       ka
                                win
                      ka
             win
       ka
   win
ka
     win
             winka
                               winka
                                          winka
                                                     sihka
                                                              sihka
                                                                       sihka
                                                                                 sih
                                                                             ka
                                                                      sih
                                                                ka
                                                       sih
                                               ka
                                     sih
                               ka
                      sih
                 ka
                       sih
                              sih
                                    sih
                                             sih
                                                     sih
                                                           sih
                                                                  ka
                                                                         sih
                                                                                ku
Dalam puisi di atas bentuk grafis sangat dipentingkan 
penyair, bukan hanya penyair menulis dengan bentuk zigzag, tapi juga penyair ingin menyampaikan gagasan lewat pengulangan kata yang dibolak-balik. 
Di sinilah kenapa Sutardji dipandang sebagai 
bapak pembaharu puisi kontemporer karena dia sudah berani mengobok-obok bentuk puisi lama yang dalam penyampaianya selalu dalam bentuk bait empat baris.
Dalam bentuk fisik puisi yang tidak biasa itu Sutardji menyampaikan gagasan lewat kata yang sederhana menjadi sangat rumit dan bermakna. Kata yang ditulis hanya 
kawin dan kasih. 



PERIODISASI SASTRA INDONESIA

ANGKATAN 45

Ciri-ciri angkatan:
·                    terbuka,
·                    pengaruh unsur sastra asing lebih luas dibandingkan angkatan sebelumnya,
·                    bercorak isi realis dan naturalis, meninggalkan corak romantis,
·                    sastrawan periode ini terlihat menonjol individualismenya,
·                    dinamis dan kritis, berani menabrak pakem sastra yang mapan sebelumnya,
·                    penghematan kata dalam karya,
·                    lebih ekspresif dan spontan,
·                    terlihat sinisme dan sarkasme.

Pelopor Angkatan 1945:


Chairil Anwar pelopor Angkatan 1945

Beberapa sastrawan yang menjadi motor dan pelopor Angkatan 45:

a. Chairil Anwar

Lahir di Medan, 26 Juli 1922, dan meninggal di Jakarta, 28 April 1949. Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman. Karya sastranya dipengaruhi oleh sastrawan dunia yang dia gandrungi, seperti Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron.

 

b. Asrul Sani

Lahir di Sumatra Barat, 10 Juni 1926, dan meninggal di Jakarta, 11 Januari 2004. Kiprahnya sangat besar pada dunia film Indonesia. Banyak menerjemahkan karya sastrawan dunia seperti: Vercors, Antoine de St-Exupery, Ricard Boleslavsky, Yasunari Kawabata, Willem Elschot, Maria Dermount, Jean Paul Sartre, William Shakespeare, Rabindranath Tagore, dan Nicolai Gogol.

 

c. Rivai Apin

Lahir di Padang Panjang pada 30 Agustus 1927, dan wafat di Jakarta, April 1995. Pernah menjadi redaktur Gema Suasana, Siasat, Zenith, dan Zaman Baru. Keterlibatannya dalam Lekra  menyebabkan dia ditahan dan baru dibebaskan tahun 1979.

 

d. Idrus

Lahir di Padang, 21 September 1921, dan 18 Mei 1979. Sastrawan dunia yang ia sukai: Anton Chekov, Jaroslov Hask, Luigi Pirandello, dan Guy de Maupassant. Pada masa Lekra, Idrus memutuskan pindah ke Malaysia karena tekanan lembaga tersebut.

 

e. Achdiat Karta Mihardja

Lahir di Jawa Barat, 6 Maret 1911, dan meninggal di Canberra, Australia, 8 Juli 2010. Kiprahnya guru Taman Siswa, redaktur Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jakarta Raya, dan dosen Fakultas Sastra UI.

 

f. Trisno Sumardjo

Lahir 1916, dan meninggal 21 April 1969. Selain sebagai sastrawan, dikenal juga sebagai pelukis.

 

g. Utuy Tatang Sontani

Lahir di Cianjur, 1 Mei 1920 , dan meninggal di Moskwa, 17 September 1979. Ia adalah utusan dalam Konferensi Pengarang Asia-Afrika di Tashkent, Uzbekistan, 1958. Utuy mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di Moskwa.


Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945

·         Chairil Anwar
·         Kerikil Tajam (1949)
·         Deru Campur Debu (1949)
·         Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar
·         Tiga Menguak Takdir (1950)
·         Idrus
·         Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
·         Aki (1949)
·         Perempuan dan Kebangsaan
·         Achdiat K. Mihardja
·         Atheis (1949)
·         Trisno Sumardjo
·         Katahati dan Perbuatan (1952)
·         Utuy Tatang Sontani
·         Suling (drama) (1948)
·         Tambera (1949)
·         Awal dan Mira - drama satu babak (1962)
·         Suman Hs.
·         Kasih Ta' Terlarai (1961)
·         Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
·         Pertjobaan Setia (1940)


Karya Dominan:
didominasi puisi, sedangkan bentuk prosa tampak berkurang


1 komentar: